Last Updated on December 13, 2025 by admin
Sapikotak.id – Makna lagu Magnets dari NIKI. Lagu ini mengeksplorasi ketegangan antara dua orang yang saling tertarik namun belum berani mengakuinya secara terang-terangan. Perasaan yang sulit dijelaskan dengan logika, seperti daya tarik magnet yang tak bisa ditolak.
Pendahuluan
NIKI, penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia yang kini berbasis di Amerika Serikat, dikenal dengan kemampuannya merangkai emosi melalui lirik yang jujur dan relatable. Lagu Magnets adalah salah satu karya yang menampilkan sisi vulnerability-nya dengan sangat apik. Dalam lagu ini, NIKI menggunakan metafora magnet untuk menggambarkan tarikan emosional yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata biasa.
Musik NIKI selalu membawa nuansa personal yang kuat. Oleh karena itu, pendengar mudah terhubung dengan cerita yang dia sampaikan. Magnets khususnya berbicara tentang fase awkward dalam hubungan, di mana keduanya saling tertarik namun masih bermain aman. Liriknya sederhana namun sangat powerful dalam menangkap momen-momen intens tersebut.

Terjemahan Lirik Lagu Magnets – NIKI
I wanna be an itch you can’t scratch
Aku ingin jadi rasa gatal yang tak bisa kau garuk
I don’t need to know where you’re at
Aku tak perlu tahu di mana kau berada
You put on a show when there’s nothing else to say
Kau berpura-pura saat tak ada yang bisa dikatakan
I only know, ’cause I’m the same way
Aku hanya tahu, karena aku juga begitu
And I’ve kept you at an arm’s length
Dan aku menjaga jarak darimu
But now my shoulder’s sore
Tapi kini bahuku terasa sakit
It’s out of my hands to wanna feel yours
Tak bisa kukendalikan keinginan untuk merasakan tanganmu
Like some kind of magnet
Seperti semacam magnet
You’re a mystic force
Kau adalah kekuatan mistis
I try to explain away through planets, of course
Aku mencoba menjelaskannya lewat planet, tentu saja
But it’s no use, there’s no rhyme or reason
Tapi tak ada gunanya, tak ada logika atau alasan
Each time I push the thoughts away, you’re pulling me in
Setiap kali kupinggirkan pikiran itu, kau menarikku kembali
Again and again and again
Lagi dan lagi dan lagi
The air buzzes whenever you’re near
Udara bergetar setiap kali kau dekat
Are you the one, or are you just a mirror?
Apakah kau orangnya, atau kau hanya cerminan diriku?
Either way, you have me at my wit’s end
Apa pun itu, kau membuatku kehabisan akal
Guess what I’m trying to say is
Kurasa yang coba kukatakan adalah
I’d rather die than be friends
Aku lebih memilih mati daripada hanya jadi teman
Can’t you feel the steady thrum
Tidakkah kau merasakan dentuman yang stabil
When you and I are side by side?
Saat kau dan aku berdampingan?
It’s electric when our fingers brush
Rasanya seperti listrik saat jari-jari kita bersentuhan
Quit acting like we’re not two magnets
Berhentilah berpura-pura seolah kita bukan dua magnet
A mystic force
Sebuah kekuatan mistis
I try to explain away through planets, of course
Aku mencoba menjelaskannya lewat planet, tentu saja
But it’s no use, there’s no rhyme or reason
Tapi tak ada gunanya, tak ada logika atau alasan
Each time I push the thoughts away, you keep pulling me in
Setiap kali kupinggirkan pikiran itu, kau terus menarikku kembali
Again and again and again
Lagi dan lagi dan lagi
I don’t wanna be your friend
Aku tak ingin jadi temanmu
I couldn’t care less if this ends, in the end
Aku tak peduli jika ini berakhir, pada akhirnya
Makna Lagu Magnets – Ketika Logika Kalah dengan Perasaan
Lagu Magnets berbicara tentang fase paling menegangkan dalam sebuah hubungan: saat dua orang saling tertarik namun belum ada yang berani melangkah lebih jauh. NIKI menggunakan metafora magnet dengan sangat cerdas. Seperti magnet, tarikan di antara mereka bersifat fisik dan tak bisa ditolak. Namun, keduanya masih mencoba menjaga jarak, seolah-olah bisa mengendalikan perasaan dengan logika.
Baris pembuka “I wanna be an itch you can’t scratch” langsung menunjukkan intensitas perasaan yang dimaksud. Dia ingin menjadi sesuatu yang terus-menerus ada di pikiran orang itu. Oleh karena itu, dia rela menjadi “gangguan” yang menyenangkan, sesuatu yang tak bisa diabaikan. Ini adalah cara unik untuk menggambarkan obsesi yang sehat dalam ketertarikan romantis.
Yang menarik, NIKI juga mengakui bahwa dia sendiri melakukan hal yang sama. Misalnya, baris “I only know, ‘cause I’m the same way” menunjukkan kesadaran diri yang tinggi. Keduanya sama-sama berpura-pura, sama-sama menjaga jarak, sama-sama takut mengambil langkah pertama. Inilah yang membuat lagu ini terasa sangat relatable bagi siapa pun yang pernah mengalami situasi serupa.
Bagian chorus dengan “like some kind of magnet, you’re a mystic force” adalah inti dari seluruh lagu. NIKI bahkan mencoba menjelaskan perasaannya dengan astrologi dan planet. Namun, dia sendiri tahu itu hanya upaya sia-sia untuk merasionalisasi sesuatu yang memang tak bisa dijelaskan dengan logika. Perasaan cinta atau ketertarikan memang sering kali seperti itu: misterius dan tak terduga.
Klimaks emosional terjadi pada baris “I’d rather die than be friends“. Ini adalah pernyataan yang ekstrem namun sangat jujur. Ketika seseorang sudah merasakan chemistry sekuat itu, friendzone bukanlah pilihan yang bisa diterima. Dengan demikian, NIKI menyampaikan keputusasaan sekaligus keberanian untuk mengakui perasaan sesungguhnya.
Analisis Lirik Secara Mendalam
Mari kita telaah lebih dalam beberapa bagian kunci dari lirik lagu ini. Setiap baris memiliki layer makna yang berbeda-beda. Khususnya dalam konteks hubungan modern yang sering kali penuh dengan ambiguitas dan permainan psikologis.
“And I’ve kept you at an arm’s length, but now my shoulder’s sore” adalah salah satu baris paling brilian dalam lagu ini. Menjaga jarak emosional itu melelahkan. Bahkan NIKI menggunakan metafora fisik untuk menggambarkan kelelahan mental. Sementara itu, dia juga mengakui bahwa pertahanan dirinya mulai runtuh. Bahu yang sakit melambangkan betapa sulitnya terus-menerus menahan diri.
Kemudian ada pertanyaan filosofis: “Are you the one, or are you just a mirror?” Ini adalah keraguan yang sangat manusiawi. Apakah ketertarikan ini genuine atau hanya proyeksi dari keinginan kita sendiri? Apakah orang ini benar-benar special atau kita hanya melihat apa yang ingin kita lihat? Pertanyaan ini menunjukkan depth dalam pemikiran NIKI tentang cinta dan ketertarikan.
“Can’t you feel the steady thrum when you and I are side by side?” menggambarkan sensasi fisik yang muncul saat dekat dengan seseorang yang kita sukai. Kata “thrum” sangat tepat karena menggambarkan getaran halus yang konstan. Selain itu, baris “It’s electric when our fingers brush” menambah intensitas dengan menyebutkan sentuhan yang paling minimal sekalipun sudah terasa sangat charged.
Baris penutup “I couldn’t care less if this ends, in the end” menunjukkan sikap “all or nothing”. NIKI memilih untuk mengambil risiko daripada hidup dalam ketidakpastian. Bahkan jika hubungan ini gagal, setidaknya dia sudah jujur pada dirinya sendiri. Dengan demikian, lagu ini juga tentang keberanian untuk vulnerable dan mengambil langkah meskipun hasilnya tidak pasti.
Refleksi Pribadi Tentang Lagu
Ada sesuatu yang sangat cathartic dalam mendengarkan Magnets. Lagu ini seperti memberikan kata-kata untuk perasaan yang sulit dijelaskan. Kita semua pernah berada di situasi di mana ada chemistry yang jelas dengan seseorang, namun tidak ada yang mau mengakuinya terlebih dahulu. Rasanya seperti bermain tug-of-war dengan perasaan sendiri.
Yang membuat lagu ini special adalah kejujurannya yang brutal. NIKI tidak mencoba membungkus perasaannya dengan bunga-bunga. Sebaliknya, dia mengakui obsesi, keputusasaan, dan keinginan dengan sangat terbuka. Misalnya, mengakui bahwa dia lebih memilih tidak ada hubungan sama sekali daripada hanya jadi teman. Ini adalah level honesty yang jarang kita temukan, bahkan dalam percakapan dengan diri sendiri.
Produksi musiknya juga mendukung narrative lirik dengan sempurna. Melodinya catchy namun ada undertone of tension yang konstan. Oleh karena itu, pendengar bisa merasakan ketegangan yang sama yang dialami oleh narrator. Vokal NIKI yang intimate membuat kita merasa seperti dia sedang bercerita langsung kepada kita, atau mungkin kepada orang yang dimaksud dalam lagu.
Lagu ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya mengambil risiko dalam hubungan. Terlalu sering kita bermain aman, takut rejection, takut merusak friendship yang sudah ada. Namun, Magnets mengingatkan bahwa kadang-kadang kita harus berani mengakui perasaan, meskipun hasilnya tidak pasti. Karena hidup dalam limbo antara teman dan something more itu jauh lebih menyakitkan daripada mendapat jawaban yang jelas.
Bagi banyak orang, terutama generasi muda yang tumbuh di era dating apps dan situationships, lagu ini sangat resonate. Kita hidup di zaman di mana label relationship sering kali blur, di mana orang takut commitment namun juga takut kehilangan. Dengan demikian, Magnets menjadi anthem bagi mereka yang lelah dengan permainan dan siap untuk jujur tentang perasaan mereka.
Kesimpulan
Makna lagu Magnets dari NIKI adalah tentang ketertarikan yang tak bisa dijelaskan dengan logika, tentang dua orang yang saling tertarik namun masih bermain aman. Lagu ini menangkap dengan sempurna frustasi dan excitement dari situasi “hampir tapi belum jadian”. Melalui lirik yang jujur dan metafora yang cerdas, NIKI mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita menghadapi perasaan romantis yang intens.
Pada akhirnya, lagu ini adalah reminder bahwa perasaan cinta tidak selalu masuk akal. Terkadang, kita harus menerima bahwa ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan dengan planet, astrologi, atau logika apa pun. Yang bisa kita lakukan adalah mengakui perasaan itu dan berani mengambil langkah, meskipun hasilnya tidak pasti. Karena seperti yang dikatakan NIKI, better to try and fail than to live in eternal limbo of “what if”.
Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga dapat memberikan wawasan baru tentang makna lagu Magnets.


